Semua orang sudah pasti mengetahui bahwa Jakarta merupakan
kota dengan ribuan kendaraan yang selalu diwarnai dengan kemacetan setiap
harinya. Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan dan Transportasi
(DISHUB) terus berupaya untuk mengurai kemacetan. Segala macam cara sudah
dilakukan, mulai dari kebijakan 3 in 1
di beberapa jalan protokol yang kini dirasa sudah tidak sesuai dengan keadaan
Ibukota.
Dengan
begitu Pemprov DKI Jakarta mengganti kebijakannya dengan cara membatasi
kendaraan bermotor berdasar plat nomor ganjil-genap. Kebijakan ini sudah lama
diterapkan pemerintah sejak tahun 2016 lalu. Ganjil-genap berlaku setiap
Senin-Jumat mulai pukul 06.00 s.d. 10.00 dan pukul 16.00 s.d. 21.00 dan tidak
berlaku pada hari Sabtu dan Minggu, dan juga pada hari libur nasional. Tapi
dengan begitu apa kamu sudah tahu mekanisme dari kebijakan tersebut?
Jadi,
kebijakan ini dengan cara mengatur pola lalu lalang kendaraan dengan nomor plat
ganjil atau genap. Kendaraan dengan plat nomor belakang ganjil beroperasi pada
tanggal ganjil, begitu juga dengan plat nomor genap diperbolehkan beroperasi
pada tanggal genap. Kebijakan ini tidak berlaku bagi sepeda motor, mobil dinas,
angkutan umum, pemadam kebakaran, dan juga angkutan barang dengan dispensasi
khusus.
Berikut rute ganjil-genap yang perlu kamu ketahui :
- Jalan Pintu Besar Selatan
- Jalan Gajah Mada
- Jalan Hayam Wuruk
- Jalan Majapahit
- Jalan Sisingamangaraja
- Jalan Panglima Polim
- Jalan Fatmawati (Jalan Ketimun 1 s.d. Jalan TB Simatupang)
- Jalan Suryopranoto
- Jalan Balikpapan
- Jalan Kyai Caringin
- Jalan Tomang
- Jalan Pramuka
- Jalan Salemba
- Jalan Kramat
- Jalan Senen
- Jalan Gunung Sahari
Tapi selain Jakarta, kebijakan
ganjil-genap ini juga diterapkan di beberapa negara, seperti Kolombia, di kota
Bogota salah satunya. Bogota sudah menerapkan sistem ganjil-genap sejak tahun
2000 dan diberi nama Pico y Placa.
Kebijakan ganjil-genap di kota ini terbilang agak kompleks daripada kota-kota
lain di dunia yang menerapkan sistem ini.
Bogota
mengacak sistem digit terakhir dari plat nomor kendaraan setiap tahunnya,
sehingga masyarakat sulit untuk mengakalinya. Namun kebijakan ini diimbangi
dengan sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang saat itu sedang berkembang di
Bogota. Meskipun begitu, penerapan sistem yang dilakukan pemerintah Bogota,
kebijakan tersebut dinilai dapat mengurai kemacetan yang kemudian dikembangkan
juga di kota-kota lain di Kolombia.
Kebijakan
ganjil genap juga sukses diterapkan oleh kota Beijing dengan hasil emisi harian
kendaraan yang turun sebesar 40 persen dan jumlah mobil yang berkurang di jalan
sebesar 700 ribu. Tentu yang sekarang menjadi pertanyaan kenapa sampai sekarang
Jakarta masih belum bisa mengurai kemacetan walaupun sudah menerapkan kebijakan
ganjil-genap ini?
Dapatkan tips & update berita otomotif terbaru dari sini.
Dapatkan tips & update berita otomotif terbaru dari sini.